Batu
akik asal Gunung Cyclop, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua,
banyak diminati oleh para kolektor atau pecinta batu yang datang dari
luar daerah.
Magdalena Ondi (55), salah satu penjual batu akik di jalan masuk
Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Ia mengatakan rata-rata
pembeli datang dari luar daerah itu.
"Pernah ada pembeli yang memborong sejumlah batu akik asal Cyclop,
mulai dari harga Rp100 ribu hingga Rp5 juta per potongan batu atau masih
dalam bentuk bongkahan seukuran kepalan tangan," katanya diamini
rekannya Santi Pallo (47).
Menurut dia, batu jenis tertentu dari Gunung Cyclop ternyata punya
pasar tersendiri, terbukti dengan banyak pesanan atau pembeli dari luar
Papua ketika mendarat di Bandara Sentani.
"Biasanya, pembeli yang datang bukan saja dari warga lokal, tapi
rata-rata dari calon penumpang atau penumpang yang baru tiba di
Jayapura," katanya.
Sedangkan batu yang menjadi incaran para kolektor atau pembeli, Ondi
menyampaikan bermacam jenis seperti batu tiang raja dengan warna putih
bercorak kuning, batu kristal seperti kaca, batu mawar cyclop berwarna
merah muda, widuri pandang, bacan syklop, giok cyclop dan batu panca
warna.
"Kalau masih dalam bentuk batangan dengan ukuran 15X5X5 Cm dihargai
Rp100 ribu - Rp200 ribu. Kalau masih bongkahan tergantung dari jenisnya,
pastinya diatas Rp200 ribu," katanya.
Hal senada diungkapkan Santi Pallo (47) bahwa batu-batu yang
dipasarkannya itu didapatkan dari salah satu aliran sungai dari
pegunungan Cyclop yaitu sungai Klandini.
"Batu-batu yang kami jual ini didapat dari Gunung Cyclop. Dalam
bentuk bongkahan, lalu di potong dengan ukuran batu gosok. Untuk harga
potong jasanya kami bayar Rp10 ribu, kalau jasa gosok agar terbentuk
batu akik atau mata cincin tergantung jenis batunya," katanya.
Pallo mengaku sebelumnya adalah penjual sayur di Pasar Phara Sentani
tetapi melihat tren batu akik sedang banyak yang cari, membuat ia
banting stir mencari peruntungan.
"Kami di sini, baru berjualan sebulan lamanya. Keuntungan sehari
kalau lagi ramai mulai dari Rp300 ribu - Rp700 ribu. Intinya bisa bantu
ekonomi keluarga," kata ibu beranak dua, yang suaminya seorang supir
rental itu.
Terhitung lebih dari 20 penjual batu akik atau potongan batu di jalan
masuk Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Mereka mulai
menjajakan batunya mulai dari pukul 07.00 WIT - 16.00 WIT.
Andi, salah satu warga Sentani, mengaku akibat dari maraknya
penjualan batu akik di jalan masuk bandara terkadang terjadi antrian
panjang bagi pengguna kendaraan roda empat.
"Kira-kira sudah sebulan, demam jualan batu akik di sini. Seharusnya
pemerintah daerah melihat ini sebagai peluang datangkan PAD, bisa kerja
sama dengan pengelola bandara Sentani agar mereka ditata dan diatur atau
diberikan tempat yang memadai," katanya mengusulkan.
antara.com
No comments:
Post a Comment