Batu permata terjadi di dalam perut bumi
dan prosesnya berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun sebelum batu
tersebut ditemukan dan diolah hingga dapat dipakai oleh manusia sebagai
permata. Batu-batu tersebut mengandung berbagai zat, seperti zat besi,
tembaga, kapur dan lain-lain.
Pengaruh batu perhisan terdiri dari empat unsur yaitu:
Pengertian kemurnian disini adalah
keasliannya, bukan sintetis atau masakan dan kekerasannya. Kemurnian
ini mempengaruhi batu permata dalam menerima dan mengirimkan getaran.
Batu permata yang terbentuk dalam perut bumi ratusan, ribuan bahkan
jutaan tahun tidaklah sama dengan batu sintetis, walaupun batu sintetis
pun memiliki getaran. Semakin murni sebuah batu permata maka semakin
besar tenaga/energinya untuk menerima dan mengirim getaran. Jika batu
permata ada “kotoran” di dalamnya, kotoran tersebut dapat menghambat
proses pengiriman dan penerimaan getaran-getaran alam. Tetapi ada pula
pada kasus tertentu (sekalipun jarang) kotoran pada batu permata
tersebut malah memperkuat gataran yang diterima maupun yang dikirim.
2. Kekerasan Batu Permata
Kekerasan batu permata biasanya diukur
dengan skala Mohs. Misalnya saja berlian nilai kekerasannya 10, maka
batu permata yang tergolong nilai kekerasannya tinggi adalah 8 sampai
10, yang tergolong menegah adalah 6 sampai 7, dan yang tergolong rendah
adalah 5 ke bawah.
3. Warna Batu Permata
Warna memiliki berbagai getaran,
tergantung dari warnanya. Sama halnya jika seseorang yang dapat melihat
aura manusia, sehingga bisa mendeteksi keadaan manusia dari warna aura
yang terpancar dari tubuhnya (mood, kesehatan, dll). Bahkan di salah
satu pusat perbelanjaan di kawasan Kota/Beos (Jakarta) ada yang
menyediakan jasa foto aura, dan setelah hasil fotonya dianalisa biasanya
para pengguna jasa foto aura tersebut diberi batu permata yang katanya
untuk menetralisir aura negatif yang ada pada dirinya. Warna merah,
biru, hijau, kuning, putih, abu-abu dan warna lainya memiliki gataran
yang berbeda dan memiliki arti yang berbeda pula untuk manusia. Mungkin
diantara para pembaca yang pernah tau tentang “cakra” (titik-titk pusat
energi dalam tubuh manusia, yang biasa disebut Kundalini) akan dapat
memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang warna yang dikaitkan
dengan setiap cakra.
4. Bentuk Batu Permata
Berdasarkan pengalaman, bentuk suatu
benda menghasilkan berbagai pengaruh yang berbeda-beda. Bentuk bulat,
piramid, kerucut, segi empat atau bentuk lainnya memiliki pengaruh yang
berbeda-beda. Demikian juga bentuk batu permata, tetapi kalau kita
ingin mempertajam pengaruh batu yang kita pakai maka bentuk facet-facet
seperti pada berlianlah yang paling banyak menghasilkan energi.
Pengaruh batu permata belum bisa diketahui dan belum bisa menghasilkan
energi yang cukup pengaruhnya bagi si pemakai jika hanya
digunakan/dipakai hanya satu atau dua hari saja. Oleh karena itu
pakailah batu permata minimum 6 bulan secara kontinu di tubuh kita.
5. Ukuran Batu Permata
Besar-kecilnya batu permata juga
mempengaruhi besar-kecilnya energi yang diterima maupun yang dipancarkan
oleh batu tersebut. Semakin besar batu permata tentunya semakin besar
pula energi yang dihasilkan.
No comments:
Post a Comment