Jika
kita berpergian ke Pulau Bacan, mungkin banyak yang mereferensikan agar
membawa oleh-oleh batu bacan. Batu bacan merupakan batu yang sangat khas
dari wilayah Bacan dan tidak diketemukan di wilayah lain di bumi ini
berwarna hijau tua. Batu ini seolah-olah hidup atau
bermetamorfosis. Bermetamorfosis disini maksudnya berubah warna dari
hijau muda ke hijau sangat tua. Dalam bermetamorfosisnya batu ini,
parameter waktu sangat berperan penting untuk mengetahui batu bacan ini
telah jadi atau belum. Batu bacan yang telah jadi (dan biasanya berwarna hijau tua banget) diyakini ada isinya. Dan harga batu hijau bacan yang sudah jadi cukup untuk membuat kantong orang-orang Jakarta bolong, dari yang jutaan sampai ratusan juta. Wallahu alam…..
Kasiruta Island: Hunting
batu hijau ini mungkin tidaklah mengasikkan jika kita hanya membelinya
di Labuha, kota terbesar di wilayah Bacan. Sesungguhnya batu Bacan ini
bukanlah berasal dari pulau Bacan. melainkan pulau Kasiruta. Pulau
Kasiruta yang terletak di sebelah barat Bacan sebenarnya tempat asal
muasal diketemukan dan ditambang batu Bacan ini. Kenapa diberi nama batu
Bacan bukan batu Kasiruta, karena kesultanan Bacan yang merupakan salah
satu dari Kie Raha Maluku pertama kali dibangun di pulau ini sebelum
dipindahkan ke pulau Bacan. Makanya batu ini sejak dahulu lebih dikenal
dengan predikat nama batu Bacan.
Penambangan
batu hijau ini telah lama menarik perhatian para investor asing,
utamanya dari Korea. Mungkin kita kaget jika berkunjung ke pulau ini
menyaksikan adanya ekskavator besar yang nganggur tergeletak begitu saja
di daratan Kasiruta. Dengan prasarana infrastruktur yang sangat minim
tidak kebayang bagaimana alat sebesar itu bisa masuk ke dermaga
pelabuhan Pamalea, desa kecil ibukota kecamatan pemekaran Kasiruta
Barat, yang sangat sederhana itu. Cuma
sedikit orang yang tahu teknik memanfaatkan fenomena alam luar biasa
Maluku ini, yaitu mendaratkan kapal-kapal berukuran besar pengangkut
ekskavator ke wilayah yang sangat minim infrastruktur ini.
Kota Palamea, Kasiruta dari atas bukit
Ada dua jenis batu Bacan yang beredar di pasaran Indonesia, yaitu Bacan Doko dan Bacan Palamea. Dari warnanya sudah terlihat perbedaan antara kedua jenis bacan tersebut. Bacan Doko kebanyakan berwarna hijau tua. Sedangkan bacan Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama Palamea dan Doko sendiri adalah nama desa yang terdapat di pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu bacan yang lumayan banyak. Ada juga beberapa daerah di pulau itu juga menghasilkan batu bacan seperti desa Imbu-imbu dan desa Besori.
Batu Bacan menurut beberapa ahli batu merupakan jenis batu Krisokola. Batu jenis ini kebanyakan berwarna hijau kebiruan. Kekerasan batu Krisokola berkisar antara 3 – 4 pada skala Mohs. Batu Bacan krisokola yang bagus untuk dijadikan batu mulia adalah batuan krisokola yang telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs. Batu Bacan yang sudah memproses akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.
No comments:
Post a Comment