Monday, July 20, 2015

Ini Dia Batu Akik Penuh Karomah


Satu lagi batu akik khas asal Cirebon yang juga menjadi buruan para kolektor batu mulia, yakni batuAmpar Gunungjati. Batu ini hanya berada di kawasan Desa Astana Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. Batu ini merupakan pecahan lantai dari Makam/kompleks Sunan Gunung Jati yang hancur pada saat peperangan dengan Belanda.

Banyak cerita tentang batu yang satu ini, salah satunya dulu konon Mbah Kuwu Cirebon (Raden Walangsungsang) pun menggunakan batu ampar sebagai mata cincin.
Batu Ampar yang dipercaya digunakan oleh Mbah Kuwu Cirebon adalah batu ampar berwarna hitam, namun ini hanya cerita rakyat, ada juga yang meyakini bahwa batu ampar dulu juga digunakan sebagai alas duduk dewan walisongo apabila sedang melakukan rapat, dan juga digunakan sebagai alas waktu walisongo berdzikir, sehingga dipercaya ampar juga memiliki kekuatan alam khusus.
Ampar adalah salah satu batu khas tanah Caruban (Cirebon,-red). Ampar sebenarnya tergolong ke keluarga garnit. Keunikan Ampar Caruban yang khususnya berada di dalam pelataran Makam/Astana Kanjeng Sunan Gunung Jati adalah terdapat biji besi sehingga menempel jika didekatkan dengan magnet (bergantung banyak atau tidaknya biji besi yang terkandung di dalam batu Ampar.
Namun ada juga jenis Ampar di beberapa lokasi makam yang tidak mengangung biji besi. Di Pelataran Makam/Astana Kanjeng Sunan Gunung Jati ada beberapa jenis Ampar dan juga warna. Ampar yang susah untuk didapat adalah Ampar jenis menyan, kemungkinan nama Ampar menyan ini dikarenakan tekstur batu yang mirip dengan kemenyan, warna Ampar juga bermacam-macam, dan warna Ampar yang paling sukar untuk didapat adalah warna hijau.
Menurut warga Desa Astana, Mahmudin, batu Ampar Gunungjati berbeda dengan batu akik lainnya karena batu tersebut hanya terdapat di Komplek Makam Sunan Gunungjati dan Keraton di Cirebon, seperti Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman Cirebon.“Batu Ampar Gunungjati berasal dari ampar (lantai) yang sering dilewati oleh para wali pada saat melakukan tirakat di kompleks makam pada saat itu,” kata Mahmudin, Selasa (24/2).
Batu Ampar Gunungjati, kata Mahmudin, mempunyai ciri khas tersendiri dari coraknya yaitu terdapat bintik-bintik yang berwarna keemasan dan perak apabila terkena sinar matahari, meskipun dasarnya berwarna hitam, merah, coklat dan putih.Selain itu, jelas Mahmudin, batu Ampar Gunungjati juga mempunyai karomah bagi si pemakai, bagi yang mempercayai hal tersebut, karena batu batu Ampar Gunungjati sering digunakan para wali untuk duduk pada saat melakukan tirakat membaca asma-asma Allah SWT.
“Menurut orang yang memakai batu Ampar Gunungjati, batu tersebut mempunyai karomah tersendiri dengan membaca ayat-ayat suci Alquran akan terhindar dari segala marabahaya,” jelasnya.
Juru Kunci Makam Sunan Gunungjati, Nasir mengatakan, Batu Ampar Gunungjati berasal dari Campa (Thailand) yang merupakan batu rampasan dari Kerajaan Pajajaran oleh Sunan Gunungjati pada saat kerajaan tersebut hancur.“Batu tersebut merupakan batu rampasan dari Kerajaan Pajajaran yang dibawa oleh Kanjeng Sunan Gunungjati ke tanah Cirebon,” kata Nasir.
Batu tersebut, jelas Nasir, sebenarnya termasuk batu biasa, namun karena dipercaya mempunyai karomah maka banyak orang mencari batu Ampar Gunungjati, padahal hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai batu yang berasal dari komplek Makan Sunan Gunungjati.
“Pada saat pemugaran makam banyak batu ampar (lantai) yang rusak sehingga diberikan kepada para pengurus/juru kunci yang ada di komplek Makam Sunan Gunungjati, jadi hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki,” jelasnya.

Pasar akik.com

No comments:

Post a Comment